LBHIWOSOPPENG.COM Soppeng - Wartawan Beraktivitas Jurnalistik
Orang yang
melakukan aktivitas jurnalistik disebut wartawan atau jurnalis. UU Pers
mendefinisikan wartawan sebagai “orang yang melakukan aktivitas jurnalistik
secara rutin”.
Wartawan adalah
sebuah profesi. Wartawan termasuk kalangan profesional, sebagaimana halnya
pengacara, guru, dokter, dan profesi lain yang membutuhkan keahlian khusus.
Wartawan bekerja di sebuah media pers atau
media massa yang diterbitkan Lembaga Pers yang berbadan hukum.
Jurnalistik dan Ruang Lingkupnya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), jurnalistik adalah yang menyangkut kewartawanan dan
persuratkabaran; seni kejuruan yang bersangkutan dengan pemberitaan dan
persuratkabaran.
Jurnalistik adalah kata
serapan dari “journalistic” atau “journalism” (bahasa Inggris) yang artinya kewartawanan.
Kata
dasar jurnalistik adalah “jurnal” (journal), artinya
laporan atau catatan, atau “jour” (bahasa Prancis) yang berarti “hari” (day)
atau “catatan harian” (diary).
Dalam bahasa
Belanda, journalistiek artinya
penyiaran catatan harian.
Demikian
asal-usul (etimologi) dan akar kata jurnalistik sebagaimana
dikemukakan di sejumlah literatur.
Sementara
Google mengartikan jurnalistik berikut ini:
Jurnalistik
adalah aktivitas atau profesi penulisan untuk suratkabar, majalah, atau situs
web berita atau menyiapkan berita untuk disiarkan (the
activity or profession of writing for newspapers, magazines, or news websites
or preparing news to be broadcast).
Sinonim atau
kata yang semakna dengan jurnalistik adalah pers (synonyms:
the press).
Definisi
Secara maknawi, konseptual, atau terminologis, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang, yakni sebagai proses, teknik, dan ilmu.
- Jurnalistik sebagai proses: jurnalistik adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis).
- Jurnalistik sebagai Teknik: jurnalistik adalah keahlian (expertise) atau keterampilan (skills) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature), termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.
- Jurnalistik sebagai Ilmu: jurnalistik adalah “bidang kajian” (field of study) mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri.
Terbaru ada
jurnalistik online, jurnalisme media sosial, jurnalisme twitter, dan yang ini
jelek jurnalisme umpan klik (clickbait journalism)
yang mengakibatkan “degradasi jurnalistik”.
Sebaga ilmu,
jurnalistik juga termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang
mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada
orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan.
Jurnalistik
adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Jika setiap hari kita membaca,
mendengar, atau menonton program berita, maka sadar atau tidak sadar kita
terlibat dalam dunia jurnalistik, minimal sebagai objek atau sasaran (target
audience) dari para jurnalis.
Di era media
sosial saat ini, para pengguna media sosial atau pengguna internet aktif
(warganet, warga internet, netizen) juga melakukan aktivitas jurnalistik dalam
pengertian teknis, yakni meliput dan menyebarluaskan informasi terbaru.
Jurnalistik: Keahlian
Utama Wartawan
Bagi wartawan atau
jurnalis, memahami ilmu dan teknik jurnalistik tentu merupakan hal yang mutlak.
Namun demikian,
masyarakat pembaca, pendengar, atau pemirsa pun penting mengenal dan memahami
jurnalistik, setidaknya dasar-dasarnya, sehingga tidak menjadi objek pasif
media massa, bahkan bisa menjadi pembaca, pendengar, dan penonton kritis dan
aktif terhadap sajian berita yang disebarkan media.
Secara praktis,
jurnalistik adalah disiplin ilmu dan teknik pengumpulan, penulisan, dan
pelaporan berita, termasuk proses penyuntingan dan penyajiannya.
Keterampilan
jurnalis modern atau jurnalis era internet adalah multimedia,
Produk Utama
Jurnalistik: Berita
Produk
jurnalistik adalah hasil karya berupa tulisan, foto, video, audio yang bernilai
berita berisi informasi aktual, faktual, penting, dan menarik.
Produk jurnalistik terdiri dari tiga:
- Berita (News)
- Artikel Opini (Views)
- Feature (Paduan News dan Views)
Berita, Opini,
dan Featured juga bisa disajikan dalam format foto (foto jurnalistik), video,
audio, dan grafis (infografis).
Produk
jurnalistik –utamanya berita—disajikan atau disebarluarkan melalui berbagai
jenis media massa, termasuk suratkabar, majalah, radio, dan televisi serta
internet (media online, media siber).
Setiap hari
para wartawan meliput banyak peristiwa penting untuk diberitakan sehingga
peristiwa itu pun diketahui publik secara luas.
Wartawan,
dengan aktivitasnya tersebut, dapat disebut saksi sejarah sekaligus terus
menuliskan catatan sejarah.
Mantan editor
Washington Post, Phil Graham, menggambarkannya sebagai “naskah kasar pertama
sejarah” (a first rough draft of history)
karena wartawan sering merekam peristiwa bersejarah pada saat kejadiannya dan
pada saat yang sama harus membuat berita dalam tenggat waktu (deadline)
yang pendek (Wikipedia).
Aktivitas
Jurnalistik
Aktivitas
jurnalistik utama adalah meliput dan memberitakan sebuah peristiwa melalui
“rumus baku” berita 5W+1H
- Who,
siapa yang terlibat –pelaku, korban, saksi, dll.
- What,
apa yang terjadi –peristiwa, kejadian, acara.
- When,
kapan terjadinya –hari, tanggal, jam.
- Where,
di mana terjadinya –tempat kejadian, lokasi acara.
- Why,
mengapa terjadi –alasan, motivasi, penyebab, tujuan.
- How, bagaimana
proses kejadiannya–detail kejadian, suasana acara, rincian atau kronologi
peristiwa.
Lebih dari itu,
wartawan mempertimbangan peristiwa itu untuk diberitakan atau tidak, dengan
parameter “nilai berita” (news values), seperti
kepentingannya bagi publik (significance) dan dampaknya bagi
masyarakat (effects/impact), serta
menarik-tidaknya bagi publik.
Sering terjadi
diskusi atau perdebatan di “ruang berita” (news room) atau
ruang redaksi dalam proses seleksi peristiwa mana yang akan dipublikasikan.
Jenis
(Media) Jurnalistik
Berdasarkan
jenis media dan teknik publikasinya, jurnalistik dapat dibedakan menjadi:
- Jurnalistik
Cetak
- Jurnalistik
Elektronik
- Jurnalistik
Online.
Jurnalistik
cetak (print journalism) adalah proses
jurnalistik yang produk atau laporannya ditulis dan disajikan dalam media massa
cetak (printed media), seperti suratkabar, tabloid, dan majalah.
Teknik
penulisannya menggunakan “bahasa tulis” (written language)
bergaya “bahasa jurnalistik” (language of mass media),
bercirikan antara lain hemat kata, sederhana, mudah dimengerti, tidak
mengandung arti ganda, dan umum digunakan.
Jurnalistik
elektronik disebut juga Broadcast Journalism, yakni proses
jurnalistik yang hasil liputannya disebarkan melalui media radio dan televis.
Berita radio
hanya menggunakan suara dan efek suara (auditory). Berita televisi dengan
tambahan gambar (visual).
Wartawan radio
–lebih sering disebut reporter— mengumpulkan fakta dan menyajikannya melalui
suara (disuarakan, bercerita) saja. Sedangkan wartawan televisi –juga sering
disebut reporter atau jurnalis televisi— melaporkan peristiwa dengan suara
(kata-kata) sekaligus gambar hasil shooting dan/atau rekaman kamera video.
Teknik
penulisan naskah radio/televisi menggunakan bahasa tutur, yakni rangkaian
kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari (spoken words),
sederhana, mudah dimengerti, ringkas, tidak rumit, dan jelas.
Jurnalistik
online (online journalism, cyber journalism)
didefinisikan sebagai pelaporan peristiwa yang diproduksi dan disebarkan melalui
internet atau proses jurnalistik yang hasilnya disajikan melalui media internet
(cybermedia).
Teknik
penulisannya sama dengan jurnalistik cetak, yakni menggunakan tulisan (bahasa
tulis), namun penulisannya lebih leluasa dan bisa jauh lebih lengkap dibandingkan
naskah untuk media cetak atau elektronik. Umumnya media cetak, radio, dan
televisi juga menyediakan media online.
Jurnalistik
media online dapat hadir secara individual, bukan lembaga, dengan hadirnya blog
atau weblog. Pemilik blog tidak hanya dapat menuliskan opini atau pengalaman
pribadi (diary), tapi juga mempublikasikan berita, artikel, dan feature
layaknya media komersial. Semisal: www.lbhiwosoppeng.com
Kemunculan
media online ini, termasuk weblog, dapat menumbuhsuburkan lahirnya “Indy Media”
atau media independen, bahkan maraknya “underground media”, sekaligus
mengimbangi “mainstream media”.
Sumber tulisan: tribratanews.kepri.polri.go.id/
Publikasi: Mappasessu
0 Comments