by. Mukti Wibawa
“Menangkis Pesimis: Virus Covid itu nyata ada. Hari ini rekor lagi, 56.700 kasus penularan kemarin.”
Tidak ada negara di dunia ini yang bisa mengendalikan Covid-19 dengan cara menambah jumlah rumah sakit, dokter, suster, tempat tidur, oksigen, ventilator dan ruang ICU baru. Itu adalah solusi yang mustahil, sangat mahal dan bersifat sementara.
Bila fasilitas kesehatan adalah jawaban:
“Mengapa negara-negara barat yang sangat maju fasilitasnya memiliki begitu banyak kasus dan kematian akibat Covid?”
Karena solusi jangka panjang, murah dan cepat memadamkan pandemi adalah mentaati prokes, menjaga jarak, memakai masker dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghentikan penularan.
Contohnya begini:
Rumah sakit tidak dibangun untuk menghentikan kecelakaan lalu lintas bukan? Kecelakaan hanya bisa dihentikan dengan cara berhati-hati saat berkendara di jalanan.
Demikian pula dengan Covid-19. Tingkah laku masyarakat yang akan menentukan apakah kobaran pandemi ini dapat segera dipadamkan. Bukan rumah sakit dan fasilitasnya.
Jangan cuma ngotot tanya kapan pandemi ini akan berakhir?
Karena jawabnya adalah:
“Ketika tingkat kesadaran dan kedisiplinan masyarakat akan prokes semakin tinggi, maka penularan dan kematian dapat ditekan.”
Sedangkan vaksin, kebijakan PSBB atau PPKM hanya sebagai langkah ‘preventif’ dan fasilitas kesehatan bersifat ‘kuratif’
untuk mereka yang terlanjur tertular.
Karena solusi jangka panjang, murah dan cepat memadamkan pandemi adalah mentaati prokes, menjaga jarak, memakai masker dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghentikan penularan.
Pertanyaannya kini adalah:
“Bagaimana cara meningkatkan kesadaran dan kedisiplinan prokes bila masih banyak COVIDIOT yang terus menggerus kepercayaan publik terhadap pemerintah?”
Jangan kita kasi panggung media untuk para COVIDIOT seperti itu,
Jangan LIKE,
Jangan SHARE,
Jangan SUBSCRIBE,
tapi
FORWARD ke pihak berwajib.
Lalu klik saja
DELETE,
UNFRIEND,
UNFOLLOW pada para penyebar COVIDIOT ini.
..........dari Facebook Mukti Wibawa
DI LUAR CORONA
Saya tidak pernah mengecilkan virus Corona yang sangat mengancam penduduk dunia saat ini, terutama di Indonesia. Saya juga sangat sedih dan berduka dengan banyaknya korban. Sangat sedih.
Tapi, beberapa hal yang perlu diingat ketika kita panik pada virus Corona, yang media juga seharusnya peduli:
- 25.000 orang meninggal karena kelaparan setiap hari
- 23 juta orang kelaparan di Yaman karena perang yang didukung oleh koalisi AS-Saudi lebih dari 100.000 warga Yaman tewas akibat bom koalisi AS-Saudi
- 3 juta warga Palestina hidup dalam kemiskinan di Gaza, yang hidupnya seperti penjara terbuka terbesar di dunia, di mana makanan dan bantuan diblokir oleh Israel
- 3.000 orang meninggal setiap hari karena malaria
- Ribuan orang mati setiap tahunnya di Venezuela dan Iran karena sanksi AS yang tidak manusiawi dan perang ekonomi yang mencegah obat-obatan memasuki negara-negara ini
- 4 juta orang di Irak dan Afghanistan telah meninggal sejak 9/11 karena perang AS
Virus Corona memang mengancam setiap kepala.
Tapi, dunia tidak pernah serius menghadapi banyak sumber kematian yang lebih dahsyat.
Mari, kita sama-sama berpikir.
0 Comments