Pemilu Tahun 2024 Berbenang Kusut

LBHIWOSOPPENG.COM Opini - Pemilu tahun 2024 berbenang kusut?

•Karya : Nur Hidayat Sardini


Sebuah media memberitakan mengenai Pemilu tahun 2024, yang digambarkan bakal lebih rumit ketimbang Pemilu sebelum-sebelumnya. Seorang nara sumber mengkhawatirkan keberlangsungan Pemilu ke depan ini bakal berjalan tidak sebagaimana harapan. Di kesempatan lain, seorang politisi menggambarkan Pemilu ke depan ini sebagai benang kusut. Benarkah?

Sejak Pemilu-Pemilu pasca-Orde Baru, selalu Pemilu diramalkan rusuh dan lain-lain. Faktanya, berjalan dengan baik, sesuai jadwal waktu yang telah ditetapkan. Terutama Pemilu tahun 1999 dan Pemilu tahun 2004, diramalkan sebelumnya bakal rusuh, akan banyak memakan korban. Bahwa ada kekurangan iya, tapi tidak seburam yang sebelumnya digambarkan. Saya juga meramalkan bahwa Pemilu tahun 2024 yang digambarkan kompleks dan berbenang kusut itu, akan berjalan baik-baik.

Kadang banyak orang lupa, atau tidak menghitung, mengenai potensi rakyat dari bangsa ini, yakni adalah 'selalu memberi insentif kultur kebaikan untuk terus dimungkinkannya kelestarian negara ini'. Negara selalu memeroleh hal-hal itu, yang tersedia berserak di bumi pertiwi ini, sedemikian gratis dan tiada habis-habisnya.

Potensi dimaksud beralamat di institusi-institusi sipil, kelompok adat, kekuatan-kekuatan sosial berbasis pemangkuan kepentingan masyarakat, yang berkembang sedemikian baik, bahkan institusi-institusi sipil itulah yang menggagas dan jadi penopang sejak sebelum bahkan yang mendirikan negara ini, dan berbaik hati hingga sekarang ini terus menjadi potensi yang memungkinkan negara ini terus lestari itu.

Negara sebenarnya, jika mau jujur, berhutang budi sedemikian besar terhadap institusi-institusi sosial yang saya maksud. Inilah yang dimaksud dalam satu sisinya membentuk 'negara bangsa' (nation state). Negara ini baru muncul pada 17 Agustus 1945, sedangkan mereka ada jauh berada dan berkiprah sebelum itu, yang akar-akar sosialnya menghujam demikian-dalam ke kehidupan masyarakat kita.

Seorang Ramos Horta, peraih hadiah Nobel Perdamaian bersama Uskup Belo, pernah menyatakan, rasa hormatnya dan kekagumannya kepada bangsa besar ini, mengenai seluruh peristiwa besar yang pernah diselesaikan dengan baik oleh bangsa Indonesia ini. Kita tahu bahwa dia pernah digolongkan 'musuh' negara ini dalam relasi politiknya dengan Timor Timur (Timor Leste).

Dengan demikian, paling kurang dalam pikiran saya, tak perlu khawatir bahwa Pemilu tahun 2024 akan sedemikian buram, berbenang kusut, dan berlangsung runyam. Mengapa? Ya banyak-banyaklah membaca dan memahami sejarah. Selebihnya, berpikir bijaklah dalam melihat potensi-potensi masyarakat—kendati urusan teknik dan pengaturan lainnya diperbaiki supaya kekhawatiran itu tetap jadi tanggung jawab pihak yang digariskan oleh undang-undang. •


Published : Mappasessu - LBH IWO SOPPENG



0 Comments